Rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan
tanaman buah tropis asli Indonesia. Sebaran wilayah produsen tanaman ini cukup
luas, meliputi daerah dataran rendah hingga sedang (600m dpl). Selain ditanam
di lahan, Rambutan juga banyak ditanam dalam bentuk tabulampot.
Salah satu varietas Rambutan yang cocok
untuk ditanam di tanah lapang maupun sebagai tabulampot adalah varietas Binjai.
Keunggulan dari varietas ini di antaranya memiliki tingkat produksi yang cukup
tinggi, rasa buah manis, dan penampilan tanaman relative bagus. Selain itu,
umur panen varietas Binjai juga lebih genjah jika dibandingkan dengan varietas
lain, seperti rapiah, aceh, simacan, nona dan garuda. Umumnya, bibit Rambutan Binjai
yang berasal dari okulasi dapat berbuah kurang dari satu tahun. Sementara itu,
varietas lain umumnya baru mulai berbuah setelah berumur dua tahun.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk
merangsang pembungaan pada tabulampot Rambutan.
A. Pemupukan
Untuk merangsang munculnya bunga, Berikan
pupuk NPK 15:15:15 (berimbang) pada tanaman setiap 4 bulan sekali setelah
tanaman berumur satu tahun. Pupuk
diberikan dengan dosis 25gr untuk pot sebesar drum. Jika dalam satu tahun bunga
belum juga muncul, tingkatkan dosis pemupukan hingga 100gr untuk setiap pot. Pemupukan
dapat dilakukan dengan cara membenamkan pupuk ke dalam media tanam sedalam
kurang lebih 10cm. aplikasi pemupukan ini sebaiknya diikuti dengan penyiraman
hingga media tanam menjadi cukup lembap (jangan terlalu basah) agar pupuk lebih
mudah diserap oleh tanaman.
B. Pemangkasan
Pemangkasan untuk merangsang produksi
dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Pada umur tersebut, tinggi
tanaman dapat mencapai 75 – 100cm dari permukaan media tanam. Pemangkasan yang
dilakukan mengikuti pola 3-3-3. Dengan Demikian pemangkasan pertama dilakukan
dengan menyisakan cabang primer sebanyak 3 buah. Jika cabang primer ini
panjangnya lebih dari 50cm, pangkas bagian ujungnya.
|
Tabulampot Rambutan Binjai |
Setelah cabang primer tumbuh dan
menghasilkan cabang sekunder, lakukan pemangkasan dan pertahankan hanya tiga
cabang sekunder dari setiap cabang primer. Lakukan pemangkasan kembali pada
ujung tunas sekunder hingga muncul tunas tersier. Pilih dan pertahankan tiga tunas
tersier pada setiap cabang sekunder. Dari pemangkasan ujung cabang tersier,
maka akan muncul bunga majemuk. Untuk merangsang pembungaan yang kontinu setiap
tahun, lakukan kembali pemangkasan setelah buah dipanen.
C. Repotting
Kegiatan repotting pada tabulampot cukup
penting, terutama jika tanaman belum juga mau berbuah, padahal umurnya telah
cukup. Repotting dapat dilakukan dengan mengeluarkan tanaman dari potnya,
kemudian Memangkas akar tanaman dibagian bawah serta samping kiri dan kanan
secara melingkar. Selain itu, lakukan pula pemangkasan di sebagian daun. Masukkan
kembali tanaman ke dalam pot yang berisi Campuran media baru. Media tanam perlu
ditambahkan bahan organik yang lebih banyak agar pertumbuhannya lebih cepat.
Jika terdapat lahan di sekitar halaman
yang memungkinkan untuk ditanami pohon rambutan, setelah dilakukan pemangkasan
akar dan daun, pohon rambutan tersebut ditanam terlebih dahulu di tanah lapang.
Setelah muncul tunas-tunas baru, baru masukan kembali pohon ke dalam pot dan
letakan di tempat yang mendapatkan banyak cahaya matahari.
Sumber: ISBN 979-006-400-3 Tip & Trik Membuahkan Tabulampot (AgroMedia)